Sabtu, 24 Oktober 2015

Sidang Majelis Gereja GKPS ke-1 (21-24 Okt 2015)

Persidangan kedua Sidang Majelis Gereja GKPS, dilangsungkan pada tanggal 21-24 Oktober 2015, di Siantar Hotel, Pematang Siantar.




Senin, 13 Juli 2015

Pemimpin GKPS Berdarah Biru


Jan Horas V Purba
Pengantar Jemaat GKPS Bogor

Pendahuluan

Synode Bolon GKPS ke-42 sudah usai, Pimpinan Pusat GKPS 2015-2020 telah terpilih, yakni Pdt Marthin Rumanja Purba, MSi (Ephorus) dan Pdt Dr. Paul Ulrich Munthe (Sekjend), yang disambut baik dengan tulisan  Pdt Martin Lukito Sinaga  pada AB Edisi 491 Juli 2015.
“Pesta demokrasi” ini ternyata masih menyisakan sebuah percakapan, yakni sesuatu yang istimewa, karena pemilihan ini membawa kita ke Synode Bolon Tahun 1970, dan pimpinan GKPS saat ini mendapat gelar baru yakni Pemimpin “berdarah  biru”.
Pdt Marthin Rumanja Purba adalah putra dari Pdt Lesman Purba yang terpilih menjadi Ephorus GKPS dan Pdt Dr. Paul Ulrich Munthe adalah putra dari Pdt DR (HC) Armencius Munthe yang terpilih menjadi Sekjend GKPS.   Peristiwa yang sama terulang setelah 45 tahun.
Fenomena “darah biru” ini juga dikaitkan dengan Ephorus GKPS 2010-2015, Pdt Jaharianson Saragih, Ph.D yang merupakan Cucu dari Pdt J. Wismar Saragih, [wakil] Ephorus HKBPS Distrik Simalungun 10 tahun menjelang Panjaeon GKPS, demikian halnya dengan Pdt El Imanson Sumbayak, MTh juga putra dari Praeses Pdt W. Sumbayak, yang semuanya tergolong “darah biru”.

Seberapa Besar Faktor Darah Biru?

1.  Pekerjaan Rohani

Pemilihan Ephorus dan Sekjend GKPS mutlak atas campur tangan Tuhan. Sebagai sebuah institusi keagamaan, terdapat “the invisible hand” dan unsur transendental yang kuat dalam proses pemilihan pimpinan itu.  Ada kuasa dan campur tangan Tuhan dalam proses terpilihnya “Pemimpin yang diberkati”.  Dalam konteks ini, faktor darah biru bukan faktor penentu, dan semuanya tergantung pada keputusan Tuhan. Secara empiris, prediksi manusia selalu meleset. Manusia tidak mampu memprediksi keputusan Tuhan, karena ini Pekerjaan Tuhan dan bukan kalkulasi pikiran manusia.

2.  Pemilihan dengan Voting

Proses pemilihan itu dilakukan dengan Voting.  Secara teknis, Panitia menjamin sedemikian rupa mekanisme yang jujur dan tidak ada kecurangan sedikit pun, disertai Tim independent (non Peserta SB) khusus untuk menghitung suara.   Sistem Voting ini mengakar pada konsep demokrasi. Sang pemimpin harus mendapat dukungan mayoritas, yang diterjemahkan menjadi  ½ n + 1 [minimum].   
Meskipun sistem voting dilaksanakan dengan sebaik mungkin, metode ini tidak luput dari celah masuknya unsur kemanusiawian, terutama untuk memperbesar peluang kemenangan dengan mendapatkan dukungan suara sebanyak mungkin, mulai dari pendekatan person to person, membangun persepsi yang sama (khususnya bagi pemilih yang belum menentukan pilihan) hingga janji yang sifatnya transaksional, dlsb. Tidak ada yang salah dalam hal ini, karena ini adalah konsekuensi logis dari sebuah sistem voting. Maka, dalam kondisi demikian, sejauh manakah objektivitas sistem Voting untuk menghasilkan Pemimpin terbaik?  
Faktor yang paling menentukan adalah Pemimpin terbaik adalah keunggulan dan kompetensi yang dimiliki seorang kandidat.  Para Sinodisten dengan cerdas akan menghitung nilai plus dan nilai minus, kemudian menentukan pilihannya.  Hingga batas ini, faktor darah biru tidak menjadi faktor penentu.

3.  Hukum Probabilitas: Modifikasi Marjomput Nasinurat

Mencermati proses pemilihan di sejumlah Jemaat, ternyata sistem voting tidak selalu menghasilkan hasil yang win-win dan menggembirakan semua pihak.  Selalu win-loss, ada yang menang dan ada yang kalah. Di sana sini ada saja [peluang] perpecahan, kekecewaan, serta perbedaan pandangan antar blok, yang bahkan bisa permanen dalam jangka panjang, serta ketidaksiapan kandidat menerima kekalahan. 
Untuk mengatasi ekses negatif ini, di masa mendatang, diperlukan suatu keberanian untuk mengganti metode voting menjadi “Marjomput nasinurat [yang dimodifikasi]”.
Sangat bisa dimaklumi penolakan atas cara ini, Pertama, karena tidak sesuai dengan PRT dan Tata Tertib Pemilihan.  Marjomput nasinurat hanya dimungkikan sebagai jalan terakhir bila voting gagal dan dua kali berturut-turut menghasilkan jumlah suara yang sama; Kedua, sebagian besar peserta masih meyakini bahwa voting lebih objektif, logis dan reasonable. Ketiga, masih sulit keluar dari metode yang sudah mengakar selama puluhan tahun
Terobosan baru ini adalah sistem marjomput nasinurat yang dimodifikasi. Modifikasi artinya dilaklukan dalam 2 tahap.  Tahap pertama, menerima dan menggunakan voting untuk memilih tiga kandidat terbaik.  Setelah itu, dilanjutkan dengan metode marjomput nasinurat, yakni dengan memasukkan 1 kertas yang bertuliskan “Ahu ma lobei” dan dua lagi “ham ma lobei” – atau redaksi lain yang menggambarkan hanya 1 yang “terpilih” dan 2 yang  “tidak terpilih”.  Bila ini dilakukan, maka faktor penentu adalah “the invisible hand”.  Tergantung pada doa Jemaat dan doa pribadinya, dan campur tangan Tuhan.  Karena itu, tidak ada yang loss, semua happy dan menerima hasilnya sebagai keputusan Tuhan. Metode ini memberi peluang yang sama (apakah darah biru atau non darah biru) untuk terpilih.

4.  Faktor Darah Biru

Apakah darah biru itu salah?  Apakah melanggar prinsip fairness, dimana dengan adanya kandidat berdarah biru akan memperkecil peluang kandidat “non darah biru” untuk menang? Tidak ada yang salah dengan darah biru.  Keterpilihannya bukan karena darah birunya, tetapi karena kompetensi maupun keunggulannya.
Masuknya faktor darah biru, memiliki makna positif dari sisi sosiologis maupun historis.  Dari sisi  sosiologis, Simalungun memiliki keunikan yang disebut “ahap”.  Ahap sulit diterjemahkan secara harafiah, dan sesuatu yang mengakar begitu kuat dalam kepribadian orang Simalungun itu sendiri.  Sedangkan dari sisi historis, faktor darah biru mampu memberikan sebuah jaminan dan keyakinan bagi para pemilih, bahwa sang pemimpin akan menjalankan kepemimpinannya sebaik mungkin. Dari sisi historis, sudah ada “saham” dari generasi terdahulu, dan hal ini akan berfungsi menjadi motivasi khusus. Sisi lain, ia memunculkan “beban tersendiri” untuk menjaga nama baik keluarga. Hal ini positif bagi kemajuan GKPS.

Penutup

Pemimpin darah biru memiliki kharisma tersendiri, karena beliau secara alamiah DILAHIRKAN.  Secara genetis, ia mewarisi kelebihan bakat dan talenta, serta  bakat dari leluhurnya.  Sedangkan bagi yang bukan berdarah biru, (yakni tidak memiliki garis keturunan dan keterkaitan historis kepada Pemimpin-pemimpin terdahulu) mungkin saja sedang dipersiapkan Tuhan dan kemudian menjadi Pemimpin berdarah biru dimasa mendatang. Tuhan “sudah memilihnya sejak dalam kandungan”, dan ia memiliki berbagai ciri-ciri unggul dan kompeten dalam setiap penugasan yang diberikan kepadanya.
Kini menjadi jelas, tidak ada satu rumusan baku tentang hal itu dalam ber-GKPS, baik di Pusat hingga ke Pemilihan Pengantar Jemaat di tingkat Jemaat.  Dari uraian di atas, kita memiliki pandangan positif, bahwa tidak ada yang lebih diuntungkan atau dirugikan, semua memiliki hak yang sama secara berkeadilan, dan keputusan Final adalah hak mutlak Kristus Sang Empunya Gereja.

Lesson Learned

Uraian di atas hendak mengingatkan kita kembali pada ungkapan populer: “Pemimpin itu DICIPTAKAN dan bukan DILAHIRKAN”.  Ini adalah pernyataan yang memotivasi. GKPS tidak memiliki sistem pelapisan sosial dan kasta tertutup dalam menentukan Pemimpin.
  • Relevansinya dengan Thema GKPS 2015-2020, yakni “Memperkokoh Kualitas SDM dan Leadership”, maka pesan pembelajaran yang dapat kita petik adalah 
  • Inilah momentumnya agar GKPS peka dan semakin peka terhadap adanya krisis kepemimpinan di GKPS secara umum. Pada tingkat Jemaat pun, tidak mudah mendapatkan seorang Pengantar Jemaat. 
  • Setiap masa ada pemimpinnya. Rentang waktu pemimpin yang “DILAHIRKAN” membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun. Ketika Pdt J Wismar Saragih menjadi pemimpin HKBPS tahun 1952, diperlukan waktu 58 tahun untuk mewariskannya ke Cucunya: Pdt Jaharianson Saragih. Ketika Pdt J Wismar Saragih berpulang ke rumah Bapa di Sorga, bahkan saat itu Pdt Jaharianson Saragih masih berusia sekitar 5 setengah tahun. Demikian halnya dengan peristiwa SB ke-42 ini, memerlukan waktu 45 tahun untuk melakukan regenerasi kepemimpinan dari tahun 1970 ke 2015.
  • Maka, pembelajaran yang dapat diambil adalah, marilah kita MENCIPTAKAN Pemimpin dan tidak menunggu lahirnya pemimpin baru (selama puluhan tahun), baik di Pusat, Distrik, Resort dan Jemaat-jemaat, juga semua kepengurusan di GKPS. Dengan cara itu, GKPS akan bertumbuh dengan baik.

Terima kasih dan Semakin diberkatilah GKPS.

Minggu, 03 Mei 2015

Angkat Sidi (Manaksihon Haporsayaon) GKPS Bogor

Pada Minggu Kantate, 3 Mei 2015, GKPS Bogor melangsungkan Angkat sidi kepada 11 Anggota Jemaat, yang dilayani oleh Pdt Jaksen Saragih.




Peserta Angkat Sidi GKPS Bogor 2015 : Andreas Christoper Saragih, Lidya Kharista Saragih, Nishya Gavrila Purba, Nadhya Giovana Purba, Lorenza Putri Situmorang, Icca Tree Bella (Tambunan), Octaviany  br. Saragih, Agnes Maria Oktri Arisanty (br Purba), Andre Maha Putra Saragih, Nixon Pratama Purba dan 
Dapot Andar Gabe Sidauruk.  Pimpinan Majelis Jemaat  GKPS Bogor memberikan Alkitab kepada masing-masing peserta, diiringi pesan agar mereka tetap Bertumbuh, Bersaksi dan Melayani.  Secara resmi, mereka juga disambut menjadi Anggota Seksi Pemuda oleh Pengurus Pemuda GKPS Bogor.

Seusia Ibadah dan Pemberkatan Sidi, juga dilangsungkan Perjamuan Kudus kepada Peserta Angkat Sidi dan Keluarga.



Disamping itu, terdapat 6 orang yang belum angkat sidi tahun ini, yakni : Jeremy Hans Immanuel, Kevin Yehezkiel Purba, Albert Silalahi, Joshua Aldorino Parapat, Renatha  S.  Purba dan Mario Hezekiel Simarmata

Penghargaan prestasi mereka selama proses belajar :
Terbaik 1 : Jeremy Hans Immanuel
Terbaik 2 : Nishya Gavrila Purba
Terbaik 3 : Renatha  S.  Purba

Tuhan memberkati.

Rabu, 29 April 2015

SUSUKKARA GKPS 2015


SUSUKKARA GKPS 2015 & DODING HALELUYA

Tanggal Ambilan Sibasaon Minggu
1-Jan-15 4 Musa 6 : 22-27 Pangungkabon 21 : 1-6 TAHUN BARU
Haleluya No. 48 : 1-2
4-Jan-15 Rom 2 : 17-29 Jesaya 63 : 7-9  TAHUN BARU
Haleluya No. 52 : 1-3 Haleluya No. 404 : 1-2
11-Jan-15 Jesaya 60 : 1-6 Markus 1 : 4-11 I-EPIPHANIAS
Haleluya No. 350 : 1+3 Haleluya No. 300
25-Jan-15 Psalmen 17 : 8-15 Lahoan ni Apostel 16 : 4-15 II-EPIPHANIAS 
Haleluya No. 453 : 1-3 Haleluya No. 376 : 3-4
1-Feb-15 Markus 1 : 21-28 Psalmen 111 : 1-10 SEPTUAGESIMA
Haleluya No. 442 : 1-2 Haleluya No. 1-2+6
8-Feb-15 Jesaya 40 : 21-31 1 Korint 9 : 16-23 SEXAGESIMA
Haleluya No. 472 : 1-2 Haleluya No. 381 : 1-2
15-Feb-15 2 Korint 4 : 3-6 2 Raja-Raja 2 : 1-12 PASSION I : ESTOMHI
Haluluya No. 459 : 1-2 Haleluya No. 102 : 1+3
22-Feb-15 Psalmen25 : 1-10 Markus 1 : 9-15 PASSION II : INVOKAVIT
Haleluya No. 234 : 1-3 Haleluya No. 351 : 1+3
1-Mar-15 Markus 8 : 31-38 1 Musa 17 : 1-7, 15-16 PASSION III : REMINISCERE
Haleluya No. 107 : 1+6 Haleluya No. 343 : 1-3
8-Mar-15 2 Musa 20 : 1-17 2 Korint 1 : 3-7 PASSION IV : OKULI
Haleluya No. 18 : 1-2 Haleluya No. 458 : 1-2
15-Mar-15 Heber 12 : 18-28 4 Musa 21 : 4-9 PASSION V : LETARE
Haleluya No. 303 : 1-2 Haleluya No. 334 : 1+4
22-Mar-15 Psalmen 119 : 9-16 Heber 5 : 5-10 PASSION VI : JUDIKA
Haleluya No. 404 : 1-2 Haleluya No. 236 : 1+3
29-Mar-15 Markus 11 : 1-11 Psalmen 69 : 1-20 PASSION VII : PALMARUM
2-Apr-15 Psalmen 116 : 1-2, 12-19 1 Korint 11 : 23-26 KAMIS PUTIH
Haleluya No. 352 : 1-2+4
5-Apr-15 Markus 16 : 1-8 Psalmen 114 : 1-8 PASKAH I
Haleluya No. 73 : 1-2 Haleluya No. 73 : 1-2
6-Apr-15 Psalmen 16 : 8-11 11 Korint 5 : 6b : 8 PASKAH II
Haleluya No. 102 : 1-2
12-Apr-15 1 Johannas 1 : 1-10 Psalmen 113 : 1-3 QUASIMODOGEMENTI
Haleluya No. 12 : 1-2 HaleluyaNo. 348 : 1-2
19-Apr-15 Psalmen 4 : 1-9 Heber 11 : 32 : 40 MISERICORDIAS DOMINI
Haleluya No. 436 : 1-2 ;380 : 1, 3 Haleluya No. 310 : 1-3; 142;4-5
3 May-2015 Psalmen 47 : 1-10 Pangungkabon 15 : 1-4 KANTATE
Haleluya No. 402 : 1-2 Haleluya No. 448 : 1-2
10 May-2015 Lahon Ni Apostel 10 : 44-48 Psalmen 22 : 26-32 ROGATE
Haleluya No. 9 : 1-3 Haleluya No. 249 : 1+5
14 May-2015 Mateus 28 : 16-20 Psalmen 8 : 2-10 PARNAIKNI TUHAN JESUS
Haleluya No. 229 : 1-3
17 May-2015 Psalmen 76 : 2-13 1 Johannas 5 : 9-13 EXAUDI
Haleluya No. 472 : 1-2 Haleluya No. 368 : 1-3
24 May-2015 Lahoan Ni Apostel 2 : 22-38 Psalmen 139 : 1-12 PENTAKOSTA I
Haleluya No. 301 : 1-2 Haleluya No. 78 : 1-3
25 May-2015 Johannas 20 : 19-23 Psalmen 51 : 12-13 PENTAKOSTA II
Haleluya No. 73 : 3-4
31 May-2015 Jesaya 6 : 1-8 Pangungkabon 4 : 1-11 TRINITATIS
Haleluya No. 375 : 1, 3, 4 Haleluya No.395 : 1-3
7-Jun-15 2 Korint 4 : 13-5 : 1 1 Musa 3 : 8-15  I TRINITATIS
Haleluya No. 249 : 1+3+4 Haleluya No. 234 : 1-3
14-Jun-15 Psalmen 92 : 2-5, 13-16 Markus 4 : 26-34  II TRINITATIS
Haleluya No. 306 : 1-3 Haleluya No. 373 : 1-2
21-Jun-15 2 Korint 6 : 1-13 Job 38 : 1-11  III TRINITATIS
Haleluya No. 343 : 1-2+4 Haleluya No. 149 : 1-2
28-Jun-15 Tangis-tangis 3 : 22-33 Markus 5 : 21-43  IV TRINITATIS
Haleluya No. 343 : 1-4 Haleluya No. 304 : 1-3
5-Jul-15 Markus 6 : 1-13 Hesekiel 2 : 1-5  V TRINITATIS
Haleluya No. 257 : 1-3 Haleluya No. 138 : 1+3+4
12-Jul-15 Amos 7 : 7-15 Epesus 1 : 3-14  VI TRINITATIS
Haleluya No. 503 : 1, 3, 4 Haleluya No. 497 : 1-3
19-Jul-15 Markus 6 : 30-34, 53-56 Jeremia 23 : 1-6  VII TRINITATIS
Haleluya No. 133 : 1+4+6 Haleluya No. 246 : 1-3
26-Jul-15 II Raja-Raja 4 : 42-44 Johannes 6 : 1-21  VIII TRINITATIS
Haleluya No. 352 : 1-2+4 Haleluya No. 458 : 1-2
2-Aug-2015 Johannaes 6 : 24-35 2 Musa 12 : 2-4;9-15  IX TRINITATIS
Haleluya No. 100 : 1-2 Haleluya No. 383 : 1-2
9-Aug-2015 Psalmen 34 : 1-8 Johannes 6 : 35, 41-51  X TRINITATIS
Haleluya No. 306 : 1-2 Haleluya No. 338 : 1
16-Aug-2015 Heber 13 : 1-15 2 Musa 2 : 23-3 : 10  XI TRINITATIS
Haleluya No. 350 : 1+2 Haleluya No. 240 : 1+2
23-Aug-2015 Josua 24 : 1-2a, 14-18 Epesus 6 : 10-20  XII TRINITATIS
Haleluya No. 102 : 1-3 Haleluya No. 138 : 1-2, 4
30-Aug-2015 Pangungkabon 3 : 14-22 5 Musa 4 : 1-2  XIII TRINITATIS
Haleluya No. 116 : 1, 7-8 Haleluya No. 201 : 1+3+6
06-Sep-15 Jesaya 35 : 4-7a Markus 7 : 24-37  XIV TRINITATIS
Haleluya No. 354 : 1+3 Haleluya No. 349 : 1-2
13-Sep-15 Jakobus 3 : 1-12 Psalmen 116 : 1-6  XV TRINITATIS
Haleluya No. 306 : 1-3 Haleluya No. 301 : 1-2
20-Sep-15 Psalmen 107 : 33-43 Markus 9 : 30-37  XVI TRINITATIS
Haleluya No. 302 : 1-2 Haleluya No. 472 : 1-2
27-Sep-15 Markus 9 : 38-50 4 Musa 11 : 4-6, 10-16, 24-29  XVII TRIITATIS
Haleluya No. 250 : 1-2 Haleluya No. 362 : 1-2
04-Okt-15 1 Musa 2 : 18-24 Markus 10 : 2-16  XVIII TRINITATIS
Haleluya No. 103 : 1+3+4 Haleluya No. 105 : 1-3 
11-Okt-15 Heber 4 : 12-16 Amos 5 : 6-7, 10-15  XIX TRINITATIS
Haleluya No. 207 : 1-3 Haleluya No. 466 : 1-3
18-Okt-15 Jeremia 8 : 4-7 Markus 10 : 35-45  XX TRINITATIS
Haleluya No. 111 : 1-3 Haleluya No. 503 : 1-4
25-Okt-15 Markus 10 : 46-52 Jeremia 3 : 11-18  XXI TRINITATIS
Haleluya No. 346 : 1-3 Haleluya No. 327 : 1-3
01-Nop-15 Podah 23 : 15-26 Heber 9 : 11-14  XXII TRINITATIS
Haleluya No. 115 : 1-3 Haleluya No. 322 : 1+3
08-Nop-15 Heber 9 : 24-28 1 Raja-raja 17 : 9-16  XXIII TRINITATIS
Haleluya No. 213 : 1+3 Haleluya No. 268 : 1+5
15-Nop-15 Daniel 12 : 1-13 Markus 13 : 1-8  XXIV TRINITATIS
Haleluya No. 184 : 1-2 Haleluya No. 370 : 1-2
22-Nop-15 Lukas 12 : 35-43 Daniel 7 : 9-14  UJUNG TAHUN KURIA
Haleluya No. 370 : 1-3 Haleluya No. 295 : 1-3
29-Nop-15 Jeremia 33 : 14-16 1 Tessalonika 3 : 9-13 ADVENT I
Haleluya No. 29 : 1, 4, 5 Haleluya No. 26 : 1-3
06-Des-15 Pilippi 1 : 3-11 Maleaki 3 : 1-2 ADVENT II
Haleluya No. 56 : 1-3 Haleluya No. 300 : 1-3
13-Des-05 Jesaya 12 : 2-6 Lukas 3 : 7-18 ADVENT III
Haleluya No. 26 : 1, 3, 4
20-Des-15 Heber 10 : 5-10 Sakaria 2 : 10-13 ADVENT IV
Haleluya No. 29 : 1-2
24-Des-15 Lahoan 13 : 16-26 Psalm 89 : 16-27 MALAM NATAL
Haleluya No. 36 : 1, 3, 4
25-Des-15 Lukas 2 : 1-14 Jesaya 9 : 1-6 NATAL I
Haleluya No. 202 : 1-2
26-Des-15 Jeremia 26 : 12-15 Lahoan Ni Apostel 6 : 1-15 NATAL II
Haleluya No. 326 : 1-2
27-Des-15 Lukas 2 : 41-52 Jesaya 62 : 6-12 NATAL
Haleluya No. 53 : 1-2
31-Des-15 1 Raja-raja 8 : 54-61 Johanes 8 : 12-19 PARTONGGOAN UJUNG TAHUN
Haleluya No. 209 : 1-2