Minggu, 22 Februari 2015

Periodisasi Pimpinan Majelis Jemaat masa bhakti 2015-2020


Sidang dipimpin oleh Pengurus GKPS Resort Bogor, dihadiri 40 Majelis Jemaat dan beberapa Jemaat sebagai peninjau 





St S Damanik, Pdt Jaksen Saragih, St Rediwasken Sinaga dan St Gudmen Hans Girsang
Hasil Pemilihan
St Edwin Saragih (Bendahara Jemaat), St Berlinson Sinaga (Sekretaris Jemaat), St Jan Horas Purba (Pengantar Jemaat) dan St Rediwasken Sinaga (Wakil Pengantar Jemaat)



Rabu, 11 Februari 2015

Artikel : APA MAKNA PERIODISASI TAHUN INI?

Momentum Periodisasi 2015 ini adalah waktu yang paling tepat [terbaik] untuk melakukan riset/penelitian keadaan GKPS yang sesungguhnya. Jangan-jangan perkembangan GKPS selama ini bersifat semu, dan tertutupi oleh “bungkus” yang begitu mempesona? Adakah kekhawatiran kita, bahwa konsep-konsep pembaharuan yang diintroduksikan ke dalam GKPS justru melahirkan titik kemunduran? Cukup kuatkah GKPS untuk tumbuh 50 tahun kedepan?  
Tentu kita concern pada kemajuan GKPS. Karena itu, pertanyaan di atas bukan untuk menilai perkembangan 5 tahun terakhir, melainkan untuk membangun hipotesa, dan sekaligus membuat kita “terbangun”. Syukur jika kekhawatiran itu tidak terbukti.

Review Tahap Perkembangan GKPS
Sejak GKPS berdiri, ada tiga tahapan (stage) perkembangan GKPS, yakni (1) pembangunan “Partonduyon” 1903-1928, 1928-1985; (2) tahap manajemen dan organisasi modern dengan mengintroduksikan Garis-garis Besar Kebijakan Umum (GBKU) GKPS dalam manajemen Jemaat (1985-kini) dan (3) tahap derived by Vision (2015-kini) yang sangat dipengaruhi oleh konsep manajemen strategic.
Perkembangan itu tidak terlepas dari kemajuan zaman.  Pada Stage-1 itu, fokus pembangunan GKPS adalah membangun iman atau partonduyon Jemaat.  Para pekerja di ladang Tuhan telah melakukan banyak hal dengan gigih, terutama penginjilan ke dalam.  Fakta empiris menunjukkan pekerjaan itu sungguh sukses. GKPS berhasil menghapus hasipelebeguan.  Banyak tindakan yang radikal dan revolusioner harus dilakukan untuk membangun iman kekristenan pada era tersebut.  Pekerjaan ini pun menjangkau area pelayanan yang sangat luas.  
Pada stage-2, era industrialisasi berkembang pesat dan mempengaruhi cara berpikir manusia. GKPS sebagai sebuah organisasi pun menerapkan praktek tertib administrasi sebaik mungkin. GKPS meletakkan sistem administrasi yang baik.  Nomor Stamboek tiap anggota Jemaat dicatat dengan teliti. Surat menyurat sudah dijalankan dengan  baik. Apa yang kita terapkan saat ini merupakan warisan yang sudah dibangun sejak saat itu.
Dalam GBKU GKPS, program tahunan dibagi sesuai dengan Tri Tugas Gereja, yakni persekutuan (koinonia), kesaksian (marturia) dan pelayanan (diakonia) serta dukungan daya, dana dan sarana. 
Seiring dengan ini, maka perhatian pada SDM menjadi prioritas, yang didukung dengan berbagai kegiatan pembinaan kepada Majelis Jemaat secara terprogram.    
Namun di sisi lain, karena GBKU memberikan garis kebijakan yang bersifat umum, maka lahirlah program yang beraneka ragam.  Butir programnya bagus, tapi tidak sedikit program yang berakhir dengan jawaban: “siparayakon ma ai”.  Dalam GBKU itu, sepertinya program kementerian juga masuk ke dalam gereja, termasuk lingkungan hidup, kesehatan, kebudayaan, pendidikan, ekonomi,  dsb.  Kesannya “hebat”
GKPS sudah menjalankan GBKU selama 35 tahun.  Terlepas dari segala kebaikannya, sudah saatnya bertanya: “Pernahkah GBKU diuji atau di-review sebagai alat untuk membangun GKPS?  Apakah frame yang digariskan GBKU itu efektif atau menghambat keleluasaan Jemaat menciptakan program yang sesuai dengan Jemaatnya sendiri?
Pada stage-3, pola pikir masyarakat sudah masuk pada “brain era” atau era pengetahuan.  Manajemen Strategic menjadi salah satu landasan  berfikir, bahwa segala sesuatu bisa dilakukan dengan strategi tetentu. Konsep ini mengutamakan pendekatan “berfikir srategis” dan manusia sebagai subjek, dan bukan dengan pendekatan iman. Apakah gereja waspada akan hal ini?  (Catatan: Pola yang sama juga terjadi dalam perkembangan Filsafat, dari Konsep Theologis, kemudian berubah ke konsep alam, kemudian beralih ke konsep manusia (human) dan rasionalitas, yang dimulai oleh Filsuf Descartes). 
Maka, bagaimanakah perkembangan iman Jemaat pada kondisi yang demikian?  Fenomena apakah yang bisa kita simpulkan ketika kebaktian penyegaran iman (KPI) begitu digandrungi?  Ini adalah sebuah gejala yang menggambarkan kehausan rohani Jemaat.  Pengalaman empiris di gereja-gereja barat menceritakan gedung gereja yang kosong. Jemaat hanyut dalam cara berfikir humanis dan rasionalitas.
Jika stage-1 berfokusnya pada partunduyon (bersifat convergen), pada stage-2 ini begitu luas cakupannya dan bersifat divergen, sedang stage-3 bersifat futuristik.  
Dalam stage-3, GKPS masuk dalam era “derived by Vision” atau pembangunan yang digerakkan oleh Visi, yakni GKPS menjadi gereja yang peduli dan pembawa berkat.  Gereja GKPS akan menjadi sebuah gereja yang berdampak ke luar. Tidak lagi fokus ke dalam. Itu bagus.
Tahun 2010 (5 tahun lalu), GKPS sudah membuat kajian yang komprehensif dalam merumuskan Visi GKPS 2030 (Keputusan Sinode Bolon GKPS).   Intinya adalah, agar kemajuan GKPS dilakukan secara terencana dan sistematis.  Selain berfungsi memberi arah, Visi tersebut juga sebagai tools bagi pembangunan GKPS. Kita diajak bekerja keras untuk mencapai sebuah kemajuan. 
Setelah lima tahun, (tahun lingkungan, pembinaan warga gereja, pastoral, penginjilan, dan kesetiakawanan), maka Babak-I dinyatakan selesai. Tahun 2015 ini, GKPS memasuki Babak-II, yang dimulai dengan tahun Kemitraan. Babak I itu menekankan penguatan internal jemaat, sedangkan Babak II (2015-2020) menekankan soal SDM dan Leadership
Bagaimana Evaluasi Babak-I? Apakah cukup memuaskan? Seberapa kuatkan Jemaat diajak berlari untuk mewujudkan mimpi itu?  Yakinkah dengan 3 periode Ephorus ke depan akan membawa GKPS mencapai kematangan yang diimpikan itu?

Makna Periodisasi yang Diharapkan
Periodisasi 2015 adalah waktu yang diperlukan untuk me-refresh kepemimpinan di semua level, juga kategorial Bapa, Wanita dan Sekolah Minggu, serta perangkat organisasi lainnya di dalam Jemaat, yang bertujuan membawa GKPS ke arah yang semakin baik, kuat dan bertumbuh. 
Masukan bagi Peserta Sinode Bolon GKPS, bahwa periodisasi 2015 ini bukan hanya untuk memenuhi Agenda SB memilih Ephorus dan Sekjend GKPS periode 2015-2020, tetapi roh periodisasi itu sendiri adalah untuk menjadikan periodisasi ini sebagai milestone bagi kemajuan GKPS ke depan.
Apakah dinamika periodisasi GKPS tahun 2015 ini? Salah satu “virus” baru dalam ber-GKPS saat ini adalah soal “chemistry”.  Dulu istilah itu tak ada, karena semua mengacu pada Tuhan–sang “Pemilik Kebun Anggur”, sehingga jabatan apapun, pada hakekat adalah serupa, yakni sama-sama “parhorja” di kebun anggur Tuhan. Di hadapan Sang Tuan, maka logikanya semua harus bisa bekerja sama
Kini soal kecocokan “chemistry” menjadi pertimbangan penting.  Ephorus harus punya chemistry yang sama dengan Sekjend-nya, Sesama pengurus di tingkat Resort harus bisa sejalan, Pengantar Jemaat harus cocok dengan Wakilnya dan seterusnya. Apakah realitanya benar begitu? Itulah kenyataannya. Sisi manusia yang semakin menguat.  Bukankah yang kita layani adalah Tuhan?  Idealnya Ya, namun dalam prakteknya, yang kita layani adalah organisasinya. 
Kita semakin kehilangan roh pelayanan itu, bahwa pelayanan itu adalah satu, utuh, dan tidak sepotong-sepotong per lima tahunan. Sifatnya kontinu dan berkesinambungan.  Karena itu, periodisasi hanyalah soal masa bhakti, dan tidak perlu dipandang terlalu berlebihan, terlebih bila dicemari dengan ambisi yang destruktif.
Bila periodisasi hanya soal mengganti pengurus (an sich), maka periodiasi itu tidak bermakna apa-apa. Periodisasi akan menjadi sesuatu yang bermakna apabila disemangati oleh kesungguhan membangun Jemaat dan lebih baik dari periode sebelumnya, serta menjadikan moment ini menjadi tonggak yang membawa kemajuan GKPS secara signifikan.
Selamat berperiode se-GKPS. Tuhanlah yang dimuliakan.

Bogor,  Jan 2015


Note : Tulisan ini dikirim ke AB GKPS, dalam rangka menyambut Tahun Periodisasi GKPS.

Senin, 02 Februari 2015

Baptisan Kudus

Baptisan Kudus pertama tahun 2015 ini :

1. Franz Immanuel S Turnip
    Ayah  : Sy Jatoguh Turnip
    Ibu     : Lenni Sinaga
    Pendeta yang membaptis : Pdt Jaksen Saragih, STh., MTh.
 
Keluarga:

Periodisasi Sekolah Minggu GKPS 2015-2020

Praise The Lord.
Telah berlangsung dengan baik, periodisasi PENGURUS SEKOLAH MINGGU GKPS Bogor, untuk masa bhakti 2015-2020.
Selamat melayani & Tuhan memberkati.

Periode 2010-2015
Periode 2015-2020
Ketua Sy Sariani Damanik Sy John Markiano Purba
Wakil Ketua Tio Lambok Ruminah Siagian Sonetty R. S. Saragih
Sekretaris Silvani Permatasari Purba Silvani Permatasari Purba
Wakil Sekretaris Titik Kasih Herani Saragih
Bendahara Sumarni R. Sitopu Mintauli Saragih
Anggota Titik Kasih Herani Saragih Tio Lambok Ruminah Siagian
Sonetty R. S. Saragih Kristina Noverianti Saragih






Susana Rapat Majelis Jemaat  1 Februari 2015